Setelah cukup lama mendengar tentang “Sungai Ular” yang letaknya tak jauh dari Senggarang, akhirnya pada hari ini; Kamis, 17 Januari 2013, kami mengambil kesempatan untuk menyusuri Sungai Ular.
Perjalanan dengan pompong khas Senggarang kami awali dari tempat turun boat yang letaknya di sebelah rumah. Menyusuri perkampungan di atas air Senggarang, kemudian Kampung Bugis dan tempat perbaikan kapal-kapal ferry penyeberangan dan sampailah kami di gerbang yang akan memasuki sebuah hutan bakau.
Mengapa dinamakan Sungai Ular? Ya, karena sungai ini bentuknya berkelok-kelok seperti ular. Di sepanjang bantaran sungai tersebut adalah hutan bakau.
Singkat cerita, pompong yang kami tumpangi langsung masuk ke Sungai Ular. Kami sangat menikmati keindahan hutan bakau yang masih asri dan alami, belum ada sentuhan tangan manusia. Terdengar suara burung-burung ketika kami menyusuri sungai ini. Sayang, mungkin cuaca agak panas sehingga binatang tidak tampak bermunculan. Ya, begitulah namanya juga alami.
Sekitar tujuh menit kemudian, sampailah kami di sebuah jalan setapak mendaki dengan gerbang yang menunjukkan kami telah sampai di tujuan: Kelenteng Sungai Ular. Di sepanjang jalan setapak adalah perkebunan milik sang pemilik tanah dan kelenteng tersebut. Kebetulan sekali, kami kenal dengan sang pemilik yang anaknya adalah salah satu murid les Bahasa Inggris.
Kami dijamu dengan air mineral dingin yang sangat pas melepas dahaga di siang yang panas. Selain berfoto-foto di kelenteng, kami juga diajak ke kebun rambutan sang pemilik. Lause Silpa sangat menikmati memetik buah rambutan langsung dari pohonnya dan kamipun diberikan oleh-oleh rambutan.
Bagi teman-teman yang juga ingin menikmati penelusuran Sungai Ular, silakan saja datang ke Pos Gloria Senggarang, nanti kami ajak ke sana. Kenangan dari perjalanan ini dapat dilihat di link di bawah ini:
Perjalanan Mengitari Sungai Ular
No comments:
Post a Comment